Dear mama, I’m so copacetic to have mama like you.
Every pasir you replace to help tukang to renov our home is bukti you are strong woman.
I’m sorry if I can’t back to home to help you to replace pasir, or anything to memperingan your pekerjaan.
I know I’m so late to expressing my glad to you.
In this Christmas, I’m baru sadar that I miss you. Really miss your advice, miss your warning, miss your massage.
Someday, in my succes time, I promise I’ll to back home, to give some help, to get your love. Amen.
Kompasiana, 24 Desember 2010
*
Saya pernah berpikir sesederhana ini, "Walaupun saya tahu kalo ibu saya adalah wanita paling bijaksana di dunia - dalam hal khawatir akan anak-anaknya, saya tidak akan menikahi wanita seperti dia - kalo emang TERSEDIA jodoh buat saya" Hahah.. Sampai suatu ketika saat Natal kemarin, Natal 2011 maksud saya, saya melihat-merasakan-mengalami-bersama ibu saya untuk saat-saat yang menyadarkan saya bahwa demikianlah tinggal ketiga hal, yaitu, iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya adalah kasih, bagi keluarga saya.
Mau tau apaan? Kalo kamu wanita cantik dan juga manis, pemaaf, ga suka marah-marah, dan mau jadi kekasih saya, baru saya ceritain.
Mau tau apaan? Kalo kamu wanita cantik dan juga manis, pemaaf, ga suka marah-marah, dan mau jadi kekasih saya, baru saya ceritain.
Saya mempunyai sebuah cerita yang pernah saya baca dari.. Ah, saya lupa judul bukunya.
**
Ibu atau Pacar?
Seorang wanita amat tersinggung karena perilaku anaknya yang berumur lima belas tahun. Setiap mereka keluar berjalan bersama, anaknya selalu mendahuluinya.
"Apakah kamu malu bersama mama?" Tanyanya tersebut suatu hari.
"Oh, tidak ma," jawabnya agak malu.
"Justru karena mama nampak begitu muda, saya khawatir teman-teman mengira saya telah mempunyai pacar."
Apa yang dibayangkan ibu saya ketika saya ketahuan mengendarai mobil. |
Dari cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mendapatkan wanita cantik dan juga manis, pemaaf, ga suka marah-marah adalah mustahil.
No comments:
Post a Comment